Our Chat Room

Monday, November 22, 2010

Singgah Sebentar di Kampung Nyaris-Nyaris


Aku pernah ke sini suatu masa dahulu. Tahun 1979. Aku ,Azizan ,Suhaim, Wan dan Eswan Keliwan ke rumah Bakar Tahir. Kami tidur di surau sebab malamnya ada program. Makan ikan dan udang yang baru ditangkap pada malam itu. Enak dan sedap. Tiada yang serupa dengannya. Semuanya sudah berlalu. Surau yang kami bermalam 30 tahun lalu sudah diganti dengan yang baru.

Sekarang surau baru. Cantik dan kemas. Ramai pengunjungnya. Aku dan Salim sempat berbual dengan jemaah yang ada malam itu. Ada yang pernah bekerja di Semenanjung. Berkahwin dengan gadis dari Tanah Besar dan akhirnya menetap di Kampung Nyaris-Nyaris yang aman dan tenang. Mereka bahagia di sini.

Selepas solat, Aku,Salim,Momin dan Marianah meredah malam menuju ke Kota Kinabalu. Ketenangan malam menyambut kepulangan kami. Dan malam bertambah malam.

Friday, November 19, 2010

Dibandingkan Perempuan Barat,Muslimah Diakui Lebih Hebat di Bidang Sains


Tuesday, 24/08/2010 07:19 WIB | email | print | share

Ketika negara-negara Barat meributkan bahkan gencar memberlakukan larangan muslimah berjilbab dan bercadar di tempat-tempat umum termasuk institusi pendidikan, ketika sebagian besar masyarakat Barat masih berpandangan bahwa Islam merendahkan dan menindas kaum perempuan, perempuan-perempuan muslim justru muncul sebagai kaum perempuan yang paling berpendidikan di seluruh dunia. Bahkan di negara Arab Saudi, yang memberlakukan aturan Islam yang ketat terhadap kaum perempuannya. Para muslimah di Arab Saudi rata-rata lulusan universitas dan menjadi kaum perempuan yang berprestasi dan sukses di dunia, antara lain di bidang ilmu pengetahuan.

Badan PBB yang membidangi masalah pendidikan, UNESCO dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa kaum perempuan yang mendaftarkan diri ke jenjang universitas dan kaum perempuan yang menyandang gelar sarjana di Arab Saudi jumlahnya melebihi rata-rata jumlah kaum perempuan di Barat yang bergelar sarjana atau mengenyam pendidikan sampai tingkat universitas.

Laporan UNESCO juga menyebutkan, di 13 negera muslim, kaum perempuan yang menggeluti bidang ilmu pengetahuan persentasenya lebih tinggi dibandingkan kaum perempuan di AS. Bahkan di Arab Saudi, 40 persen sarjana yang bergelar doktor adalah kaum perempuan ! Diantara tokoh Arab masa kini yang dikenal aktif mengenalkan sains pada kaum perempuan sehingga mereka berminat mempelajari atau terjun ke dunia sains adalah Syaikh Mozah dari Qatar dan Puteri Sumaya di Yordania.

Tak diragukan lagi, perempuan-perempuan muslimlah yang kini memimpin revolusi sains di dunia Islam. Salah seorang muslimah yang prestasinya di bidang ilmu pengetahuan sudah diakui dunia dunia adalah Samira Islam. Seorang muslimah asal Saudi yang bergelar PhD dan satu dari sedikit perempuan dunia yang mendapat penghargaan "Women in Science" dari UNESCO.

Di negara asalnya, Samira berperan penting dalam mengembangkan sistem pendidikan bagi kaum perempuan. Ia mengatakan, dalam banyak hal, kondisi di Arab Saudi pada akhir tahun 1950-an--saat ia masih remaja--sangat jauh berbeda dengan sekarang. "Pada masa itu jumlah sekolah masih sangat sedikit dan pendidikan bagi kaum perempuan masih sangat primitif. Sebagian besar orang tua di Saudi lebih senang anak perempuannya diam di rumah, hanya belajar Al-Quran. Itulah pendidikan maksimal kaum perempuan Saudi kala itu," tutur Samira.

Tapi Samira beruntung memiliki orang tua, terutama ayahnya yang menginginkannya mendapatkan pendidikan yang baik. Ayah Samira menyewa jasa guru dari sekolah lokal untuk membimbing Samira belajar. Ketika memasuki jenjang sekolah menengah pertama, ayah Samiran menyadari fasilitas pendidikan jenjang sekolah menengah bagi anak perempuannya sangat minim di Saudi. Samira lalu dikirim ke Mesir untuk melanjutkan sekolah dan akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai mendapat gelar PhD di bidang farmasi.

"Gelar PhD yang berhasil saya raih menjadi berita besar di Saudi dan banyak orang yang mewawancarai ayah saya," kata Samira.

Ia lalu bercerita, "Ada sebuah surat kabar yang mewawancarai ayah saya, itu adalah terakhir kalinya ayah saya diwawancarai sebelum ia wafat. Pertanyaan terakhir yang ditanyakan wartawan surat kabar itu pada ayah saya adalah, bagaimana perasaannya tentang puterinya, yang menjdi perempuan Saudi pertama bergelar PhD. Ayah saya menjawab, 'Sekarang, saya bisa menerima kematian dengan tenang.'" Beberapa bulan kemudian, ayah Samira wafat dan Samira memutuskan untuk kembali ke Arab Saudi.

Samira kemudian bekerja Universitas King Abdul Aziz yang membuka perkualiahan khusus untuk mahasiswi meski mereka tidak diizinkan mendaftarkan diri secara resmi di universitas tersebut. Tapi tak banyak kaum perempuan yang mengikuti program perkuliahan itu karena jadwal kuliahnya selepas maghrib dan lokasi gedung kuliah yang terpisah dari kompleks universitas. Samira tidak nyaman dengan kondisi ini. Ia lalu memperjuangkan agar program perkuliahan khusus untuk mahasiswi dijadikan program resmi universitas tersebut.

Perjuangan Samira tidak berjalan mulus karena masyarakat Saudi masih sangat fanatik dan masih beranggapan bahwa kaum perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan di luar rumah. Pimpinan Universitas King Abdul Aziz mengingatkan Samira bahwa kelompok-kelompok fanatik akan membunuhnya jika nekad membuka perkuliahan khusus untuk mahasiswi. Tapi Samir bersikeras minta diberi kesempatan.

"Memang ada kelompok masyarakat yang fanatik--saya tidak senang menggunakan istilah kaum Islamis--yang merusak citra Islam, karena diantara mereka ada kalangan oportunis yang menentang sekolah untuk anak perempuan. Kelompok ini mendatangi Raja Faisal dan mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan anak-anak perempuan mereka sekolah. Raja Faisal lalu mengatakan, 'Bahkan jika sekolah itu ada di gurun pasir, siapa saja yang mau sekolah silahkan sekolah, yang tidak mau ke sekolah tidak perlu datang ke sekolah,'" papar Samira menceritakan pengalamannya.

Perjuangan Samira mulai membuahkan hasil pada tahun 1974. Anak-anak perempuan boleh secara resmi mendaftarkan diri ke universitas. Mereka bisa mengambil jurusan kedokteran dan sains. "Waktu berjalan dengan cepat dan sebagian besar masyarakat sekarang sudah bisa menerima perubahan itu," ujar Samira.

Di tahun pertama, kata Samira, ada 40 mahasiswi yang mendaftarkan diri ke jurusan sains dan 60 mahasiswi mendaftarkan diri ke fakultas kedokteran. Sekarang, 55 persen dari jumlah total mahasiswa di Saudi adalah kaum perempuan. "Saya tidak tahu apakah ini karena pengaruh dari pengalaman saya tinggal di Mesir, tapi saya ingin melihat adanya perubahan meski lambat, dan banyak hal yang kini telah berubah. Kami memiliki muslimah-muslimah yang terbukti cerdas dan mampu menjadi seorang ilmuwan," tandas Samira.

Itu baru Arab Saudi, belum negara-negara muslim lainnya yang cenderung lebih memberi kelonggaran bagi kaum perempuan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Laporan UNESCO menunjukkan bahwa para muslimah dari dunia Islam sudah mengalahkan kaum perempuan di Barat dari sisi pendidikan. Bukan tidak mungkin, dunia ilmu pengetahuan di dunia yang pernah berjaya di tangan para ilmuwan muslim, di masa depan akan berada di tangan para muslimah-muslimah dari negeri-negeri muslim.

Dipetik: http://www.eramuslim.com/

Monday, November 15, 2010

Benar,Inilah Jake@Abd.Razak

Gambar di bawah ini Jake@Abd.Razak Karim. Gambar ternow. Terkini.
Berkacamata hitam ini Jake adalah benar
Berbaju kotak-kotak ini Jake adalah nenar
Bertugas di PPD Sipitang adalah benar.
Kawan baiknya Tuan Haji Anawa adalah benar.
Dahulu dia kurus adalah benar.
Dia orang Keningau adalah benar.
Dia lepasan Maktab Perguruan Gaya adalah benar.

Taanyalah Tuan Sharif Lobo,kalau kalian tidak percaya.
Tanyalah Tuan Haji Anawa kalau kalian ragu-ragu.

PuanHajjah Hastarija pun macam tak percaya tengok gambar ini
Tak kenal kalau jumpa,katanya.
Gambar ini Jake yang email.
Tiga puluh berlalu,
Rasanya baru kelmarin
Aku berjumpa
Dengan Jake
Dengan Tuan Haji Anawa
Dengan Puan Hajjah Hastarija
Dengan Yusof Itam( mula-mulanya macam tak kenal Aku.)
Mereka tidak lupa bertanya satu soalan
"Salim di mana?
Salim Ketunggap
Salim Ismail= Salim Ketunggap.
Salim ada.
Salim tidak senggap!
Salam dan Selamat Hari Raya Aidil Adha buat kawan-kawan dan pembaca blog ini.

Email: shakirtaha@gmail.com


Sunday, November 14, 2010

Gambar Jack@Abd. Razak Karim TerNOW

Jack sekarang tidak lagi kurus kering.Lihatlah misainya. Wow! hebat sekarang. Kalau jumpa kat Kota Kinabalu susah nak kenal Tuan. Tapi dengan adanya gambar terkini kawan-kawan boleh kenal.InsyaLlah, harap boleh jumpa dengan Anda tahun hadapan.

Dalam Islam,Madonna Menemukan Kedamaian



Selasa, 09/11/2010 02:00 WIB | email | print | share

Kelahiran dan kematian putrinya menjadi titik perubahan dalam hidupnya. Ketika tahu dirinya hamil, Madonna Johnson tahu bahwa ia akan menjadi orang tua tunggal. Jika karena bukan rasa cinta, pengabdian dan dukungan dari ibunya, Madonna mungkin tidak akan pernah bisa melewati semua persoalan hidupnya.

Namun Madonna harus kehilangan putri yang baru dilahirkannya. Pada usia 5 bulan, bayinya meninggal akibat "Sudden Infant Death Syndrome" (SIDS) yang dalam dunia kedokteran dikenal sebagai kematian tiba-tiba pada balita yang tidak diketahui penyebabnya. Kematian putrinya yang mendadak, membuat Madonna sangat berduka.

"Saya belum pernah mengalami rasa sakit seperti itu, panik dan merasa sangat hampa. Tapi saat pemakaman, saya mengatakan pada orang-orang bahwa saya percaya sepenuh hati Tuhan tidak akan memberikan rasa sakit jika Dia tidak memiliki sesuatu yang luar biasa untuk saya di masa depan, apa yang harus saya lakukan adalah tetap berada di jalan yang benar dan Tuhan akan menunjukkannya begitu saya siap," ujar Madonna mengenang saat pemakaman bayinya.

Ia mengungkapkan, ketika itu teman-temannya mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan putrinya lagi kelak. Madonna menanyakan bagaimana orang tahu bahwa ia akan masuk surga? Hanya karena ia seorang Kristiani, tidak ada jaminan ia masuk surga apalagi ia bukan seorang Kristiani yang taat. Begitu banyak pertanyaan Madonna yang tak terjawab. Tanpa sadar ia mulai mempertanyakan soal "satu agama yang benar" yang bisa menjaminnya masuk surga untuk bertemu lagi dengan putrinya.

Madonna sejenak melupakan pertanyaan itu. Ia mendapat pekerjaan di sebuah bar di Indianapolis dan bertemu seorang perempuan yang kemudian menjadi sahabat baiknya. Temannya itu memiliki sejumlah bisnis, tapi bisnisnya tidak terlalu sukses. Suatu hari, temannya itu menanyakan apakah Madonna mau pergi ke Malaysia. Ia mengatakan butuh tenaga Madonna untuk membeli busana model Malaysia, membuat foto-fotonya dan mencari sesesorang yang bisa menangani ekspor impor. Tanpa pikir panjang, Madonna menerima ajaka temannya itu.

"Saya tiba di Kuala Lumpur di pertengahan bulan Ramadan. Saya belum pernah mendengar soal agama Islam dan tidak tahu bahwa Malaysia adalah negara Muslim. Saya melihat hampir semua perempuan menutupi kepalanya dengan kerudung bahkan dalam cuaca yang sangat panas. Saya juga menyaksikan bagaimana orang-orang berusaha bersikap baik pada saya," tutur Madonna.

"Seorang sahabat yang sangat spesial menjelaskan pada saya bahwa Malaysia adalah negara Islam, dan Muslim meyakini jika mereka berbuat baik pada orang lain, Allah akan senang dan akan memberikan pahala bagi mereka di Hari Akhir nanti," sambungnya menirukan penjelasan sahabat spesialnya.

Di sisi lalin Madonna melihat sisi negatif Islam, seperti pandangan orang-orang yang sebenarnya tidak banyak tahu tentang Islam. Ia lalu membeli beberapa buku Islam, termasuk Al-Quran dan mulai mempelajari Islam. Banyak pertanyaan yang diajukannya tentang ajaran Islam, misalnya; mengapa perempuan harus menutup seluruh tubuhnya kecuali tangan dan wajah, mengapa muslim sangat bahagia dan mau berpuasa sepanjang siang hari, mengapa ada orang mau berlapar-lapar dan itu membuat mereka bahagia? Madonna merasa tidak ada orang yang bisa berbahasa Inggris dengan baik untuk menjelaskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu, sehingga Madonna memilih untuk mencarinya dalam Al-Quran.

"Semakin saya mendalami agama Islam, saya makin sering bertanya-tanya apakah ini jalan untuk bertemu dengan putri saya, apakah agama ini akan membawa saya ke surga?" imbuh Madonna.

Ganjalan terbesar bagi Madonna tentang Islam adalah perbedaan konsep Yesus (Nabi Isa) dalam Kristen dan Islam. Ia membayangkan betapa sulitnya menjelaskan pada keluarganya soal perbedaan itu. "Saya punya persoalan di sini, haruskah saya mengambil tantangan ini ... menjadi seorang muslim dan berjalan menuju surga? Atau saya menolak kebenaran yang telah saya yakini dalam hati hanya karena takut akan penentangan dari keluarga dan teman-teman saya ... dan hanya untuk tinggal di neraka selama-lamanya?" hati Madonna masih risau.

Pikiran apakah ia seharusnya segera masuk Islam atau tidak membuatnya merasa gelisah setiap hari. Bagi Madonna, keputusan itu tidak mudah. Islam bukan agama paruh waktu, seorang muslim sejati tidak mempratekkan Islam satu kali seminggu. Islam adalah agama yang menyeluruh dengan tantangan dan perjuangan yang berat, tapi juga memberikan banyak keindahan. "Makin banyak Anda belajar dan memahami (Islam), semakin Anda menyadari bahwa Anda hanya harus memulai sebuah langkah, yang membuat Anda harus berusaha keras dan belajar lebih banyak lagi," ungkap Madonna.

Dan sampailah ia pada suatu hari dimana ia dengan mantap mengatakan,"Ok, saya yakin, saya akan masuk Islam" dan sejak itu segala keresahan dan kegundahannya sirna. "Alhamdulillah. Semua rasa pedih yang saya alami di masa lalu, termasuk rasa sakit akibat kematian putri saya, semuanya sirna. Tak ada lagi mimpi buruk dan saya merasakan kedamaian yang luar biasa," tandas Madonna.

Madonna mengunjungi PERKIM, sebuah organisasi muslim di Malaysia dan ia di sana ia mengucapkan dua kalimat syahadat. "Hati saya diliputi kedamaian dan rasa cinta pada Allah Swt. Alhamdulillah," tukasnya.

"Tentu saja tantangan masih menghadang. Menjadi seorang muslim bukan berarti saya tidak menghadapi masalah. Tapi menjadi seorang muslim, saya punya solusi atas semua persoalan yang menghampiri saya, dengan mengikuti jalan kebenaran, jalan Islam. di ujung jalan ini, terbentang surga, ada putri saya dan banyak kenikmatan lainnya."

"Segala puji bagi Allah Swt. yang telah membawa saya ke dalam kebenaran dan atas rahmat-Nya yang telah menjadikan saya seorang muslim," tandas Madonna.

Dipetik www.eramuslim.com/


Jack@ Abd Razak Karim


Nama Abd.Razak Karim tidak begitu dikenali MPG(79)
Tapi kalau sebut Jack pasti orang kenal khususnya dikalangan guru.
Baik junior atau senior memanggilnya 'Jack'
Dan nama Abd.Razak hampir gerhana tapi masih dikenali.
Akupun hampir-hampir terlupa dengan namanya yang sebenar.
Khabarnya Jack tidak kurus seperti yang pernah Aku lihat dan jumpa 30 tahun lalu.
Orangnya masih bersuara lunak seperti dahulu.
Sewaktu Aku berbicara dengannya Anawar ada bersama di Sipitang.
Semangat setia kawan antara kami(Semenjung) dengan rakan di Sabah cukup mesra sekali.

Jack dan Anawar adalah senior Aku.
Tidak pernah sepatah katapun menjerit ataupun menderdik.
Jack dan Anawar kaki tennis.
Waktu petang kalau tiada hal, tidak pernah absen pasti ada di gelanggang tenis.
Carilah mereka di situ. Pasti ada.

Saturday, November 13, 2010

Tuan Hj Anawar,Jack dan Hjh Hastarija


Anawar,Jack dan Hastarija. Aku masih ingat pada mereka ini.
Anawa sentimental orangnya. Orang Kuala Kangsar.
Sekali sekala Aku bercakap dengannya semasa di MPG(79).
Sekarang di Unit Pembangunan Jabatan Pelajaran Perak.(Lihat gambar kanan 79)
Tinggal di Kuala Kangsar.

Jack orang Sabah. Tidak berapa tinggi orangnya.Kurus badannya. Suka main tenis. Orang Keningau. Khabarnya sekarang tinggal di Sipitang. Kawan baik Anawa(Yop) dahulu dan kini.

Hastirija setahu Aku dia orang Perak. Menurut sahibul hikayat Hastarija pergi menuntut diUnited Kingdom . Semasa di MPG dahulu masak memasak serah padanya. Pasti beres. Jamuan Hari Raya dia dan Rasibah yang jadi chefnya.

Dan sekarang khabar yang sah dia sudah bertukar ke bidang lain. Tidak lagi memasak. Sekarang mengajar di Politeknik Johor Bahru dalam bidang fesyen dan pelancongan.


Tuesday, November 9, 2010

'Pegawai' Hasil Dalam Negeri 'Sabah'

Malam masih muda.Baru pukul 10.30malam.Di Taman Aku tinggal cukup tenang dan damai. Aku duduk di hadapan komputer. Kesunyian malam itu dipecahkan oleh jeritan telefon.Siapa pula yang telefon ni.Mungkin mustahak.
'Helo'.
'Encik pernah bertugas di Sabah?
'Pernah.'
'Encik pulang ke Semenanjung tanpa menyelesai 'income tax' selama setahun
'Encik tolong bayarlah!.
'Awak jangan main-main dengan saya.'
'Kah,kah,kah,kah,kah.'
'Kenapa ketawa?
'Mana ada pegawai hasil dalam negeri telefon orang malam-malam begini. Encik seorang pegawai yang cukup rajin dan dekasi. Kah,kah,kah,kah!
Sebenarnya Aku sudah dapat kesan siapa 'pelakon' ini. Tapi sengaja aku biarkan dia berlakon semau-maunya.
Suaranya Aku cukup pasti.Orangnya cukup Aku kenal. Dia pasti rakan MPG yanghendak 'mengenakan' Aku.
Suarnya agak nyaring dan tinggi. Ada waktunya terpantul keluar loghat Perak dari bibirnya.
'Ini Tuan Hj Shaharudin Isa!.Apa khabar?
'Sihat ke?
'Sihat.'
'Jantung macam mana?
'Setakat ni belum buat bypass lagi. Saya ikhtiar cara lain dahulu. Tapi benda yang agak berat tak boleh angkat.Terasa sakit. Bahagian dada.'
'Cuti ni ke mana?
'Keluar 40hari.'
'Ke India?
'Di Malaysia sahaja.'
Dia orang kuat Jamaah Tabligh Al-Islami. Cutinya banyak dikorban untuk berdakwah
Ke India sudah.
Ke Thailand sudah
Ke Filipina sudah dan ke Mekahpun sudah.
Seingat Aku Tuan Shaharudin Isa sudah berdakwah ketika usianya masih hijau lagi. Dia masih lagi mampu menikmati sinaran mentari pagi.

Monday, November 8, 2010

Panggilan Telefon Daripada 'Latif Ibrahim'


Aku dirumah.
Duduk dihadapan komputer
Sambil makan yorgut.
Sedap.Selepas itu buka blog.
Dan sebelum ini Tuan Mamsin sms.
Free petang ni,mailah ketempat kerja Aku.
Tiba-tiba handfon Aku berdering.
'Sebentar Encik,ada panggilan'.
Angkanya bermula dengan 088.
Ini mesti kawan dari Sabah.
Tapi siapa?
'Kenal tak ini siapa?
Suaranya macam Aku pernah dengar.
Handfon Aku hanya mengeluarkan suara,rupa tiada
Aku tidak terus menjawab
"Mominkan"
Ya,ya!
Itulah senior Aku,Momin Awang Damit yang bertugas sebagai pensyarah di Institut Perguruan Gaya.
Bulan Jun dan Julai tahun ini Aku dan Salim bertemu dengan dia.
Kami sempat ke majlis kenduri kahwin anaknya yang bernombor 2.
Khabarnya tak lama lagi Momin dan Marianah akan bergelar "Datuk"dan "Datin"lah.
Kawan kita di Sabah yang sudah mendapat gelaran "Datuk"antaranya Wan Zainuddin dan Hasyimah Sadi.

Semasa di Maktab, nama panggilan "Latif Ibrahim" lekat padanya.
Orang yang sering memanggil dengan nama itu adalah Fauziah Sulaiman@Fauziah Jepun.

Friday, November 5, 2010

Hati Terkenang, Mulut Menyebut,Terkenang-kenang Wajahmu

Berbaju putih Rasibah Mior Hassan sudah bersara 3 tahun lalu
Mamsin sedang makan malam bersama Raja Azman Shah


Amiruddin menjulang piala kemenangan,di kanannya Allahyarham Ngapah

Wednesday, November 3, 2010

Hujung Minggu Di SMK Kemabong Bersama Azemi Salleh


Biasanya pagi Sabtu Aku ke Kemabong. Di Kemabong ada sebuah sekolah menengah yang namanya SMK Kemabong. Pekan kecil Kemabong kaya dengan kesunyian. Di sini,diawal tahun 80an tidak ada restoran,tidak ada hotel. Cuma yang ada nyanyian suara unggas dan nyamuk. Malamnya bertemankan lampu minyak tanah dan kandil yang melambai-lambaikan cahayanya dan padam bila disergah angin malam.

Salah seorang kawan Aku bernama Azemi Salleh. Beliau berasal dari Kodiang,Kedah. Sebelum itu Cikgu Azemi mengajar di SMK Bingkor. Selepas bertukar ke SMK Kemabong. Keistimewaan Cikgu Azemi beliau pandai melukis. Lukisannya cantik dan menarik. Ada yang gila-gila sedikit seperti 'Snooker of Tenom'. Lukisan ini kemudian dicap diatas baju-T.

Pada tamu yang datang bersedialah dengan hidangan malam sardin cap ayam. Semuanya dimasak sendiri. Tidak ada air paip. Air minuman adalah air tadahan hujan. Kalau mahu mandi pergilah ke belakang rumah ada anak sungai. Mandilah sepuas-puasnya. Pun begitu guru-guru yang mengajar di sini tidak pernah merungut. Hujung minggu turun ke Pekan Tenom. Biasanya CikguAzemi akan turun ke Pekan Tenom dengan motorsikal scramblernya yang agak lusuh untuk membeli keperluan dapur. Bila ada kelapangan beliau bermalam di SMJK Chung Hwa Tenom menonton TV. Pagi-pagi beliau meluncur balik ke Kemabong yang menjanjikan kesunyian malam.

Email: shakirtaha@gmail.com

Monday, November 1, 2010

Dahulu MPG Sekarang IPG,Kota Kinabalu

Setelah 30tahun berlalu Aku dan Salim menjejakkan kaki kami semula ke tempat yang menguntum seribu kenangan yang sukar dilupakan. Di sini Aku,Mamsin,Salim,Che Din,Zahari dan ramai lagi rakan dari Semenanjung yang yang dapat menimba ilmu di sini,Maktab Perguruan Gaya,Kota Kinabalu.

Dalam gambar ini Aku dan Salim dengan keizinan Pengarah,Puan Salmah telah membenarkan kami bergambar di sini. Dahulunya sebahagian daripada asrama ini diduduki oleh guru pelatih lelaki dan sebahagian lagi perempuan. Tapi kini semuanya sudah berubah. Yang tinggal hanyalah kenangan. Asrama ini dijadikan asrama perempuan. Sudah ada pengawal. Dahulu yang ada hanyalah Matron Puan Simon.Malamnya Nordin Said sebagai warden yang datang dan perginya, menjadi sebagai 'hiburan larut malam' kepada kami.Nama Nordin Said tidak pernah luntur dalam ingatan kami semua. Semuanya menjadi kenangan yang cukup indah dan manis.

DZULQARNIAN BUKAN ALEXANDER the Great

OLEH S. OTHMAN KELANTAN
( SASTERAWAN NEGARA)

Dzulqarnain atau Zulkarnain bukanlah Alexander the Great. Kedua-duanya amat berbeza,kecuali kekeliruan sejarah yang menganggap mereka berdua ialah orang yang sama. kekeliruan ini ditimbulkan kerana adanya ciri keperkasaan dalam peperangan dan penaklukdunia Timur dan Barat, sehingga tidak dapat membezakan akhlak dan visi mereka berdua.

Bersambung
Dewan Sastera 2007.