Thursday, June 28, 2012
Tuan Shahida dan Hamidah Daud Di Rumah Kenduri Yusof Maulud
Tuan Yusof Maulud Buat Kenduri Kahwin Lagi
Wednesday, June 27, 2012
Mencari Cikgu Nordin Kassim
Mencari Cikgu Nordin terlalu payah. Di mesjid tiada.Di sekolahpun tiada.Biasanya bila waktu magrib dia ada di mesjid.Sudah dua hari aku diTenom tetapi bayangnyapun tidak nampak.Mungkin dia sibuk atau ada urusan penting yang perlu diselesaikan. Biarlah.
Pagi itu sebelum berangkat pulang aku menelefonnya tetapi tiada jawapan.Ada nada dering.Aku SM Chung Hwa untuk berjumpa dengan Cikgu HelenYong dan Ignatius.Mereka ada.
Cikgu Helen membawa aku ke rumah Cikgu Bernard Chew.Cikgu Chew tiada di rumah. Dia ke kebun. Pn Ng dan anaknya,Kok San ada di rumah.Puan Ng tahu di mana Cikgu Nordin berada.
Dengan mengguna jeepnya dia membawa aku ke SR Chung Hwa.Ada program rupanya di situ. Senua guru besar dan penolong perlu hadir.
Di sini aku berjumpa dengan Cikgu Nordin setelah 25 tahun berlalu. Orangnya berkulit sawo matang, berambut kerinting,kemas dan bergaya.Dia anak kelahiran Johor Darul Takzim dan bertemu jodoh dengan seorang gadis Tionghua yang berasal dari Tenom.
Beliau mula bertugas sebagai guru di SM Chung Hwa pada tahun 1985.Beliau mengajar Bahasa Melayu. Kini beliau bertugas di SK St Anthony sebagai PK Hem.
Tuesday, June 26, 2012
Singgah Sebentar di SK Pekan Kundasang,Bertemu Guru Besar Cemerlang
Friday, June 22, 2012
Pertemuan Sesudah 25 Tahun di Hotel Perkasa Tenom
Thursday, June 21, 2012
Pertemuan Di Keningau
Tuesday, June 19, 2012
Ke Sabah Mulai 19 Jun 2012
Sunday, June 17, 2012
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan,
Abu Mus’ab As-Suri dikenal melalui karya monumentalnya; “Da’wah Muqowamah”. Buku setebal 1.600 halaman itu dinilai sangat brilian baik oleh kelompok aktifis Islam maupun oleh tokoh Amerika. Ia disebut-sebut sebagai tokoh yang sangat visioner. Karenanya, orang yang pernah mendampingi Usamah bin Laden di Afghanistan ini disebut sebagai arsitek Alqaidah yang sangat berbahaya. Ia menulis Serial Da’wah Muqowamah karena khawatir akan segera ditangkap sementara banyak pengalaman penting yang perlu dibagi. Bashirah itu ternyata terbukti. Ia ditangkap di Pakistan setelah menyelesaikan mega karya itu.
Ternyata, As-Suri yang juga popular di kalangan aktifis Indonesia itu, jauh hari pernah menulis soal rezim Assad. Ia menyebutnya sebagai bayan terhadap seluruh umat Islam khususnya di wilayah Syam. Title-nya, ‘Ahlusnunnah fies Syam fie muwajahah Nushairiyah was-Shalibiyah, wal-Yahud (Ahlussunah Syam dalam menghadapi Nushairiyah, Nasrani dan Yahudi)’. Tulisan itu berjumlah 63 halaman dan dipublish oleh Markaz Ghuroba lid-Dirosat Al-Islamiyah.
Bayan yang ditulis di bumi hijrah Kabul tahun 2000 itu seperti sedang merespon suksesi yang tengah berlangsung saat itu di Suriah. Seperti maklum, Hafez Assad mati karena sakit paru-paru di tahun 2000. Uniknya, kendati konstitusi Suriah menyebut syarat minimal seorang Presiden harus berumur 40 tahun, Basyar Asad yang berusia 34 tahun, dilantik menggantikan Bapaknya. Tentu saja konstitusi itu telah diubah sebelum pelantikan dilakukan. As-Suri menyebut terpilihnya Basyar yang masih ingusan, tak punya pengalaman militer dan politik, besar dan terdidik di Inggris, lebih sebagai hasil perselingkuhan Yahudi, Nasrani, dan Nushariyah.
Assuri mengingatkan Ahlussunnah di Suriah dengan pertanyaan, ‘Apakah kita Ahlussunah yang eksis di Suriah ataukah kelompok Nushairiyah, Nashrani, dan Yahudi?’ Beliau menyentil fakta yang menyedihkan dan patut ditangisi (muhzin mubky), bahwa Sunni berjumlah 18 juta di Suriah. Angka itu setara dengan 83 % dari total jumlah penduduk. Sementara sisanya 8 % dari sekte ekstrim Syiah Nushariyah dan 4 % Nasrani dan 5 % kelompok lain seperti Syiah. Betapa tidak menangis, kelompok yang 8 % ternyata memimpin kelompok sunni yang mayoritas selama ini.
Assuri menyebut Fir’aun telah mati dan Fir’aun muda telah lahir. Fira’un tentu simbol kediktatoran, kebengisan, bahkan keangkuhan dalam kultus ketuhanan. As-Suri seperti mengingatkan bagaimana kebengisan Hafez Assad terhadap Sunni di tahun 1982. Penguasa yang mendapatkan kekuasaan dari jalan kudeta 1963 itu tercatat pernah membunuh 60 ribu lebih dalam peristiwa yang disebut ‘Pembantaian Hama’. Setiap hari selama dua bulan, Hafez meminta didatangkan 1000 muslim sunni semisal Ikhwanul Muslimin untuk dibunuh. Sejarah hitam Suriah ini, berjaya menanamkan rasa traumatik bangsa Suriah hingga mereka berdiaspora ke seluruh penjuru dunia. Hingga kini banyak dari mereka enggan kembali. As-Suri hanyalah salah seorang korban yang berhijrah.
Semula, banyak penduduk Suriah mengira bahwa tampilnya Basyar Assad dapat memunculkan suasana baru yang lebih bebas. Di awal kepemimpinannya, orang Suriah menyebut sebagai ‘Demaskus Summer’. Muncul euphoria sejenak dengan maraknya diskusi-diskusi politik yang kritis. Namun hal itu hanya sementara karena Basyar mempertahankan Suriah hanya dengan satu partai. Tidak ada pemilihan umum yang bebas di Suriah. Suriah tetap menerapkan darurat militer. Hak berekspresi, berkumpul, berserikat dikontrol sangat ketat di Suriah. Para aktifis HAM dan kritikus akan berakhir di jeruji besi setelah sebelumnya disiksa. Situs-situs jejaring sosial seperti Amazon, Facebook, Wikipedia, Youtube diblokir sampai 1 Januari 2011. Hukum 2007 mengharuskan kafe internet mencatat semua komen pengguna posting di forum dan chat online.
Puncaknya, seperti difirasatkan As-Suri; Basyar ternyata melestarikan budaya Fir’aun abahnya. Assuri menulis di tahun 2000 dan kini banyak rakyat Suriah menceritakan bagaimana kebengisan Basyar Assad. Salah seorang staf di Kementerian Penerangan Suriah akhirnya membelot. Pasalnya, Nuraninya tidak bisa menerima saat disuruh menyaksikan rakyat Suriah yang dipaksa masuk ke pabrik gula. Disana para wanita ditawan dan diperkosa. Mereka berteriak dan menjerit. Sementara kaum laki-lakinya dilempar ke mesin penggilingan hidup-hidup. Keluarlah daging cincang muslim Suriah. Sebagian tentara yang tak berkenan menembak rakyat dihukum dengan tembakan. Inilah antara lain yang memicu pembelotan lebih dari 7 % Tentara Suriah. Ini hanyalah contoh kecil.
Assuri juga memaparkan apa itu Nushairiyah, bagaimana aqidahnya, termasuk rekam jejaknya dalam sejarah. Ia berkata, ‘Kita mengenal Nasrani dan Yahudi. Tetapi, kita tidak mengenal Alawiyah Nusairiyah?’ Assuri menilai banyak orang tak memahami sejarah ini sehingga ulama sekaliber Al-Buthi masih meyakini Hafez Assad sebagi Presiden Muslim. Padahal Nushairiyah telah dikenal dalam sejarah sebagai sekte yang sangat nyeleneh. Mereka mengkombinasikan ajaran yang gado-gado dari Syiah, Kristen, Budha dan Majusi. Mereka yang berbasis di pegunungan dan lautan inilah penyokong setia rezim Assad.
Sang Pendiri, Muhammad Numair An-Nushairi mengaku sebagai perwakilan Imam ke-12 yang ghoib dan masuk ke dalam Sirdab bernama Ahmad Hasan Al-Asykari. Ia mengklaim bisa berkomunikasi dan bisa menjawab pertanyaan kalangan Syiah Itsna Asyriyah terhadap Imam Mahdinya yang belum muncul. Nushairiyah ini juga meyakini Trinitas dengan meyakini Ali sebagai Tuhan, Muhammad dan Salman Al-Farisi. Tiga figur ini diformulasikan dalam simbol huruf ‘Ain, Mim, dan Sin’. Mereka tak mempercayai pembalasan hari akhir sebagaimana muslim melainkan tanasukh arwah (reinkarnasi). Dalam keyakinan sekte ini, ruh manusia akan mengalami reinkarnasi sesuai kadar amalnya. Jika amalnya baik maka ruhnya akan berpindah ke manusia. Jika amalnya buruk maka ruhnya akan berpindah ke hewan.
Mereka berselisih pendapat tentang kemana ruh Ali? Ada yang berpendapat ke matahari, ke bulan dan ke awan. Itulah sebabnya hingga kini sebagian mereka sujud ke matahari, bulan dan awan; mirip Majusi, agama asli bangsa Persi (Iran). Kultus mereka sedemikian rupa kepada Ali membuat Prancis memberikan julukan kehormatan sebagai ‘Alawiyin’. Karena sekte inilah yang membantu Prancis dalam menjajah Syam dulu. Dan kepada sekte ini juga Prancis menyerahkan estafet kepemimpinan saat mereka harus hengkang. Mereka yang basis wilayahnya di pegunungan dan lautan ini, juga mendapatkan kecaman dari kalangan Rafidhah. Dalam buku-buku Ulama Rafidhah, Nushariyah dinilai ghuluw (berlebihan) dan telah kafir.
Seperti disampaikan As-Suri, ‘tidak banyak dari kita yang mengenal sekte ini’. Kendati kitab-kitab Ulama semisal Ibnu Taimiyah dan lain-lain telah mengupas tuntas faham sesat ini. Inilah agaknya yang membuat persepsi soal siapa Basyar agar rumit di kalangan umat Islam sekarang ini. Ada yang memandang sikap Basyar benar dan perlu dibela. Sebab, Basyar adalah musuh Israel. Di Suriah, Biro Politik Hammas beroperasi. Konon, di sana juga banyak operasi Mossad yang diblock. Sebaliknya Pemerintah Suriah justru menfasilitasi sejenis kepentingan militer Rusia yang notabene saingan Amerika. Selama ini Demaskus juga dijuluki sebagai muhafadhoh (Provinsi) Iran karena dekatnya hubungan antar dua Negara. Padahal Iran diberitakan sebagai musuh Amerika. Dengan demikian, kelompok penentang Basyar sudah pasti pro Amerika, pro Israel, dan didanai oleh mereka. Itu jenis pandangan dan logika yang juga dikembangkan.
Membaca tulisan As-Suri jauh sebelum konflik Suriah hari ini, membantu kita memahami persoalan dari akar masalahnya; untuk tidak mudah terjebak pada permainan opini media di permukaan. Terlebih As-Suri adalah orang asli Suriah yang sejak dulu telah menjadi musuh politik Pemerintah Assad. Hijrahnya ke Afghanistan bersama Usamah; posisinya yang disebut Amerika sebagai orang kunci Alqaidah, merefleksikan kesungguhannya dalam membela Islam. Sejenis musuh Amerika yang sesungguhnya dan bukan musuh fiktif. Tertangkapnya As-Suri di Pakistan, dan oleh Amerika diserahkan ke rezim Basyar Assad, semoga menambah keutamaannya. Lima bulan sebelum revolusi Suriah, Basyar akan menghukum mati As-Suri. Saat meledak revolusi, diwartakan bahwa As-Suri termasuk yang bebas atau dibebaskan. Hingga kini berita itu masih sumir, dan belum ada ‘tanda-tanda kehidupan’ bagi beliau sebagaimana kabar Abu Basher yang tiba-tiba muncul dengan rilisnya bahwa beliau sudah bergabung dengan mujahidin di Suriah.
Bambang Sukirno
Vegetable Juice Recipes - Top 5
Here you'll find the healthiest and best tasting vegetable juice recipes.
Vegetable Juice Recipe
Carrot Juice
Here's my favorite carrot juice recipe. I make this juice almost every morning. Very quick and easy:
Ingredients
1 lbs large carrots (washed and peeled)
1/2 lemon (peeled)
few green leafs such as red lettuce or carrot greens
1 apple
Directions
Put all ingredients in your juicer. (A centrifuge juicer is easiest for carrots.) Mix. Drink immediately.
I peel the carrot for taste (otherwise it tastes too earthy). I find this recipe sweet enough, but if you're a beginner juicer or have a sweet tooth, add an apple for extra sweetness.
The health benefits of carrot juice? It provides Vitamin A, B Vitamins, Vitamin E and many minerals (including calcium). Great for pregnant and nursing mothers, eyesight, bones and teeth, liver and nails, skin and hair as well as helping in breast and skin cancer prevention.
Vegetable Juice Recipe
Tomato Juice
Are you looking for the best of all tomato juice recipes! This one is! You canjuice the tomatoes in a juicer but if you have a high speed blender - such as a Vitamix or Blendec Blender - and you like more "body" to your juice, you might like to use the blender in stead.
Here's the recipe for your own V8 juice: quick, easy and yummy!
Ingredients
3 cups chopped tomatoes
1 stalk celery
1 cucumber
3 drops stevia (optional)
1/2 teaspoon himalaya sea salt
pepper
cayenne pepper
Directions
Juice the tomatoes, celery, cucumber in your juicer.
Add drops stevia if you like a sweeter taste, salt, pepper and cayenne pepper to taste.
If you like you can also add a 1/4 onion, fresh oregano and basil and red bell pepper
Mmmmm so good!
Friday, June 15, 2012
Anak-anak Palestina telah dilatih untuk Jihad melawan Zionis Yahudi sejak TK
Siraaj
Jum'at, 15 Juni 2012 15:55:53
JALUR GAZA (Arrahmah.com) - Anak-anak di sebuah TK Palestina di Gaza merayakan kelulusan mereka dengan bergaya ala militer, menyandang senapan-senapan mereka sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Israel, seperti dilansir harian online Israel pada hari Selasa (12/6/2012).
Perayaan kelulusan itu dihadiri oleh para orangtua murid dan kerabat mereka, kebanyakan mereka adalah yang berafiliasi dengan kelompok Jihad Islam. Anak-anak itu berpakaian seragam militer seperti Mujahidin dari sayap-sayap Jihad Palestina, seperti Brigade Al-Quds, dan masing-masing mereka menerima sebuah senapan mainan, lapor harian Israel Ynet.
"Ini adalah kewajiban kami untuk mendidik anak-anak untuk mencintai perlawanan, Palestina dan Yerusalem, sehingga mereka akan menganggap penting Palestina dan musuhnya," kata Kepala TK Islam itu, dilansir Ynet.
Para guru mengatakan bahwa sekolah menginginkan generasi muda untuk tumbuh mencintai perlawanan dan berjihad.
Selama perayaan itu, anak-anak melakukan simulasi dan bertingkah sesuai dengan peran mereka masing-masing serta mendemonstrasikan bagaimana pasukan zionis Israel mengancam para tahanan Palestina. Ada yang berperan menjadi tentara Israel dan ada yang berperang menjadi tahanan Palestina.
Sebagaimana yang digambarkan Ynet, anak yang berperan menjadi tahanan Palestina diborgol dan ditempatkan di dalam kurungan, sementara anak yang berperan sebagai tentara zionis penjaga tahanan berdiri menyandang senapan di dekat tahanan. Sedangkan sekelompok anak lainnya diminta untuk berdiri di samping peti mati tiruan yang dibungkus dengan bendera dari berbagai faksi kelompok bersenjata, yang ditempel foto-foto para Syuhada'.
Beberapa anak yang diwawancarai mengatakan bahwa jika mereka dewasa nanti mereka akan bergabung dengan Jihad Islam.
"Ketika aku dewasa, Aku akan bergabung dengan Jihad Islam dan Brigade Al-Quds. Aku akan berperang melawan musuh, Zionis, dan menembakkan rudal-rudal kepada mereka hingga aku mati sebagai syahid dan bergabung dengan ayahku di surga," kata Hamzah, seorang anak TK yang mengambil peran dalam drama yang bertujuan sebagai latihan Jihad itu, dikutip Ynet dari situs Jihad Islam.
"Aku mencintai perlawanan dan para Syuhada' dan Palestina, dan aku ingin meledakkan diriku sendiri melawan zionis dan membunuh mereka di sebuah bis dalam sebuah serangan bom bunuh diri," tambah Hamzah.
Dalam adegan lain, anak-anak juga memainkan simulasi yang menggambarkan penjaga penjara Israel sedang menyiksa para tahanan Palestina. Dalam adegan itu, ceritanya, penjaga penjara menempatkan kepala tahanan di sebuah ember penuh air untuk menunjukkan sejumlah penyiksaan tahanan Palestina yang harus bertahan di tangan-tangan tentara Yahudi-Israel.
Selain itu, sekelompok anak juga tampak melakukan adegan simulasi dalam mempertahanan Masjid Al-Aqsa. Meski wajah-wajah mereka masih sangat polos, mereka nampak sangat serius ketika melakukan latihan-latihan tersebut, mereka nampak menikmatinya, mereka nampak sudah mengerti untuk apa mereka melakukan itu dan nampak harapan di wajah mereka tentang apa yang kelak akan mereka lakukan ketika mereka dewasa nanti, yakni melawan musuh-musuh Islam di tanah air mereka, Palestina.
(siraaj/arrahmah.com)
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...
Thursday, June 14, 2012
Makan Kenduri Di Rumah Yusof Harun Bersama Che Din
Pengangkutan Awam di Phnom Penh,Kampuchea
Wednesday, June 13, 2012
Studies Show How and Why Organic Farming Must Become the Norm in the USA
Organic farming produces same corn and soybean yields as conventional farms, but consumes less energy and no pesticides, study finds Susan S. Lang Cornell University, July 13, 2005 [via agnet]
ITHACA, N.Y. -- Organic farming produces the same yields of corn and soybeans as does conventional farming, but uses 30 percent less energy, less water and no pesticides, a review of a 22-year farming trial study concludes.
David Pimentel, a Cornell University professor of ecology and agriculture, concludes, "Organic farming offers real advantages for such crops as corn and soybeans." Pimentel is the lead author of a study that is published in the July issue of Bioscience (Vol. 55:7) analyzing the environmental, energy and economic costs and benefits of growing soybeans and corn organically versus conventionally. The study is a review of the Rodale Institute Farming Systems Trial, the longest running comparison of organic vs. conventional farming in the United States.
"Organic farming approaches for these crops not only use an average of 30 percent less fossil energy but also conserve more water in the soil, induce less erosion, maintain soil quality and conserve more biological resources than conventional farming does," Pimentel added.
The study compared a conventional farm that used recommended fertilizer and pesticide applications with an organic animal-based farm (where manure was applied) and an organic legume-based farm (that used a three-year rotation of hairy vetch/corn and rye/soybeans and wheat). The two organic systems received no chemical fertilizers or pesticides.
Inter-institutional collaboration included Rodale Institute agronomists Paul Hepperly and Rita Seidel, U.S. Department of Agriculture's Agricultural Research Service research microbiologist David Douds Jr. and University of Maryland agricultural economist James Hanson. The research compared soil fungi activity, crop yields, energy efficiency, costs, organic matter changes over time, nitrogen accumulation and nitrate leaching across organic and conventional agricultural systems.
"First and foremost, we found that corn and soybean yields were the same across the three systems," said Pimentel, who noted that although organic corn yields were about one-third lower during the first four years of the study, over time the organic systems produced higher yields, especially under drought conditions. The reason was that wind and water erosion degraded the soil on the conventional farm while the soil on the organic farms steadily improved in organic matter, moisture, microbial activity and other soil quality indicators.
The fact that organic agriculture systems also absorb and retain significant amounts of carbon in the soil has implications for global warming, Pimentel said, pointing out that soil carbon in the organic systems increased by 15 to 28 percent, the equivalent of taking about 3,500 pounds of carbon dioxide per hectare out of the air.
Among the study's other findings:
In the drought years, 1988 to 1998, corn yields in the legume-based system were 22 percent higher than yields in the conventional system.
The soil nitrogen levels in the organic farming systems increased 8 to 15 percent. Nitrate leaching was about equivalent in the organic and conventional farming systems.
Organic farming reduced local and regional groundwater pollution by not applying agricultural chemicals.
Pimentel noted that although cash crops cannot be grown as frequently over time on organic farms because of the dependence on cultural practices to supply nutrients and control pests and because labor costs average about 15 percent higher in organic farming systems, the higher prices that organic foods command in the marketplace still make the net economic return per acre either equal to or higher than that of conventionally produced crops.
Organic farming can compete effectively in growing corn, soybeans, wheat, barley and other grains, Pimentel said, but it might not be as favorable for growing such crops as grapes, apples, cherries and potatoes, which have greater pest problems.
The study was funded by the Rodale Institute and included a review of current literature on organic and conventional agriculture comparisons. According to Pimentel, dozens of scientific papers reporting on research from the Rodale Institute Farming Systems Trial have been published in prestigious refereed journals over the past 20 years.
********************************************************************************************************
This GMO news service is underwritten by a generous grant from the Newman's Own Foundation, edited by Thomas Wittman and is a production of the Ecological Farming Association www.eco-farm.org <http://www.eco-farm.org/
****************************************************************************
Sunday, June 10, 2012
Anti Jilbab, Kepsek Turki Diberhentikan
Sabtu, 09 Juni 2012
Hidayatullah.com—Seorang kepala sekolah yang melakukan diskriminasi kepada siswa berjilbab di Adana, Turki, hari Kamis akhirnya diberhentikan, lansir Today's Zaman (8/6/2012).
Kepala sekolah itu telah melarang siswa putri terbaik, Tugba Demir, naik ke atas podium dan menerima penghargaan karena ia memakai kerudung. Sedangkan tiga siswa putri lainnya yang mengenakan kerudung disuruh kepala sekolah itu, Ayla Avsar, duduk di barisan belakang saat acara wisuda berlansung.
Peristiwa itu terjadi di sebuah sekolah khusus wanita Adana Ihsan Sabanci, awal pekan ini.
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Gubernur Adana, Huseyin Avni Cos, akhirnya kepala sekolah itu diberhentikan.
Direktur Pendidikan Provinsi Adana Mehmet Ali Selamet membenarkan adanya pemecatan kepala sekolah tersebut, seraya mengatakan bahwa seorang inspektur telah ditugaskan untuk menyelidiki kasus itu lebih lanjut.
Anti Jilbab di universitas
Sementara itu, seorang mahasiswa sebuah universitas di Izmir juga mengalami diskriminasi. Ia diusir saat sedang menjalani ujian akhir oleh profesornya, karena mengenakan jilbab.
Zeynep Cebi, mahasiswa tahun ketiga jurusan filsafat di Universitas Aegean, dipaksa keluar ruangan oleh profesor Sabri Surgevil.
Cebi mengatakan, ia mengambil mata kuliah sejarah peradaban yang diajar Surgevil.
“Saya sedang ujian akhir. Profesor datang dan mengatakan bahwa saya tidak mungkin ikut ujian dalam keadaan seperti itu (berkerudung). Dia merampas kertas ujian dihadapan saya. Saya terpaksa meninggalkan kelas,” cerita Cebi.
Dua orang mahasiswa putra ikut meninggalkan kelas sebagai bentuk protes mereka atas tindakan yang dilakukan profesor mereka.
Abdullah Sidar dan Yusuf Gezer mengatakan, mereka meninggalkan kelas untuk menujukkan dukungan kepada Cebi.
Sampai tahun 2010 para siswa putri Turki tidak dapat masuk universitas karena larangan ketat atas jilbab. Larangan itu kemudian diperingan lewat surat edaran yang dikirim ke perguruan-perguruan tinggi oleh Badan Pendidikan Tinggi (YOK). Namun, sejumlah universitas dan pengajarnya masih menolak untuk memperbolehkan jilbab dipakai oleh mahasiswa putri mereka.*
Rep: Ama Farah
Red: Dija
Sunat ala Yahudi Sebabkan Penyakit dan Kematian Sabtu, 09 Juni 2012
Hidayatullah.com—Ritual sunat ala Yahudi, di mana tukang sunat menghisap darah dari kemaluan anak yang baru lahir, telah menyebabkan setidaknya 11 kasus herpes dan 2 anak meninggal dunia dalam 10 tahun terakhir, kata otoritas kesehatan Amerika Serikat, Kamis (7/6/2012), sebagaimana dilansir AFP. Kasus infeksi herpes simplex virus (HSV-1) itu semuanya terdokumentasi di kota New York dari tahun 2000 sampai 2011, dan beberapa di antaranya terjadi di lingkungan tempat tinggal yang sama, tulis laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). “Hisapan lewat mulut pada luka terbuka beresiko menularkan HSV-1 dan bibit-bibit penyakit lain kepada bayi dan itu tidak aman,” tulis laporan mingguan CDC tentang morbiditas dan mortalitas. “Sunat adalah prosedur bedah berupa pemotongan kulit utuh, tehnik steril harus digunakan untuk meminimalisasi resiko infeksi,” imbuh laporan itu. HSV-1 merupakan infeksi yang umum terjadi, sebagian pakar mengatakan menjangkiti 90 persen populasi. Biasanya menimbulkan semacam luka lecet pada bagian mulut, atau bisa juga menimbulkan herpes pada alat kelamin. Obat penyakit ini belum ada. Pada bayi, infeksi HSV-1 dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen. Jenis virus yang lebih ganas, HSV-2, sering berkaitan dengan luka pada alat kelamin pria dan wanita, yang menurut organisasi kesehatan dunia WHO diderita oleh 16 persen populasi dunia. Salah satu anak yang tewas merupakan anak kembar. Ia disunat oleh seorang mohel (tukang sunat) di luar rumah sakit dalam sebuah acara ritual yang dilakukan oleh mohel bersangkutan. Tukang sunat itu menmotong kulit kelamin si bayi, lalu menyedot darahnya dengan mulutnya sendiri. Menurut laporan CDC, sepasang anak kembar disunat oleh mohel A saat usia 8 hari. Kemudian pada hari ke-16 kondisi kesehatannya diperiksa. Kedua bayi itu diketahui terinfeksi HSV-1. Bayi yang disunat lebih dulu meninggal karena infeksi itu. Orangtua bayi, terutama si ibu, tidak memiliki riwayat penyakit herpes, yang biasanya menulari bayi saat proses kelahiran. Empat belas petugas medis di rumah sakit yang merawat keduanya saat baru lahir juga tidak memiliki riwayat herpes. Namun tukang sunat yang diperiksa setelah 97 hari melakukan sunat, terbukti mengidap infeksi HSV-1. Seorang bayi baru lahir juga meninggal pada tahun 2011 dalam kasus serupa. Namun, karena tukang sunatnya tidak bisa diidentifikasi untuk diperiksa, maka pihak CDC menduga telah terjadi penularan HSV-1 dengan cara yang sama. CDC mengatakan, sebagian otoritas rabi Yahudi bersikukuh penghisapan darah langsung dari kemaluan bayi yang disunat oleh tukang sunat merupakan bagian dari ritual yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan rabi dari ultra-Orthodoks memperbolehkan penghisapan darah dilakukan dengan menggunakan alat bantu lain. CDC menambahkan, kasus infeksi serupa juga banyak terjadi di Kanada dan Israel. Namun, hal itu sulit dicegah, karena upacara ritual sunat di kalangan Yahudi biasanya dilakukan di tempat yang tidak memenuhi standar kesehatan.* Rep: Ama Farah Red: Dija |
Friday, June 8, 2012
Ingin Kaya, Bekerjalah! Jangan Gadaikan Iman Jum'at, 08 Juni 2012 SIAPA yang mau hidup susah? Tentu tidak ada manusia yang mau hidup susah. Tapi bagaimana kalau kemudian langkah yang kita tempuh berujung pada masalah yang ternyata lebih menyusahkan? Beberapa waktu lalu, negeri ini dihebohkan oleh berita penipuan berkedok investasi oleh sebuah lembaga usaha di Tangerang Banten. Sebuah harian ibukota menyebutkan sekitar 140 ribu nasabah jadi korban investasi bodong itu. Sekalipun jumlah dana yang raib belum bisa dipastikan, jika dirata-rata setiap korban menyetorkan dana Rp 1 juta, maka dana terhimpun mencapai ratusan miliar rupiah. Padahal investasi terendah untuk menjadi nasabah sebesar 2,5 juta rupiah. Aneh memang, di zaman serba modern ini masih ada orang yang bisa ditipu. Jika hanya satu orang mungkin bisa dianggap ‘apes’ kata orang Jawa. Lalu bagaimana jika ratusan ribu orang? Tentu ada masalah di sini. Gemerlap Dunia Semakin canggih teknologi ternyata tidak menjamin manusia semakin cerdas. Sebaliknya, justru semakin banyak orang jadi korban teknologi. Kasus penipuan dengan berbagai macam kedok sebenarnya bukan kali ini saja. Tetapi karena mental sebagian masyarakat kita yang pragmatis, selalu saja ada yang mau jadi korban penipuan. Hal itu tidak lain karena tidak mampunya rasio dan hati bekerja dengan baik, sehingga pikiran dan angan-angannya selalu harta dan harta. Berbagai cara pun dilakukan untuk mendapatkan harta. Sekiranya ditindaklanjuti dengan usaha yang benar tentu tidak mengapa. Tapi jika diwujudkan dengan cara-cara yang haram tentu akan sangat merugikan. Tidak saja diri dan keluarga, tapi masyarakat luas. Bukan saja di dunia tapi juga di akhirat. Dunia memang menggiurkan, tapi harus diwaspadai. Jika tidak cukup ilmu dan tidak cukup mental sabar bisa ditelan gemerlapnya dunia. Itulah yang dialami oleh Qarun dan Tsa’labah. Keduanya adalah wujud manusia yang terbuai gemerlapnya dunia. Islam tidak mengharamkan umatnya menjadi kaya, bahkan harus ada yang menjadi kaya raya. Tapi ingat kaya itu tidak bisa diraih dengan santai-santai, ongkang-ongkang kaki, atau leyeh-leyeh (Jawa,red). Kekayaan itu hanya bisa diraih dengan kerja keras. Sekalipun harus memilih jalur investasi, pilihlah investasi yang sesuai syariah, jika ada. وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُواْ بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُواْ فَرِيقاً مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”(QS. Al-Baqarah [2]: 188). Tetap Dalam Islam Menjadi seorang Muslim di era modern ini tentu tidak sepi dari cobaan, godaan dan ujian. Satu di antaranya yang terkuat adalah godaan harta dunia. Ayat di atas setidaknya membuat kita sadar bahwa dalam kondisi ekonomi bagaimanapun kita tetap harus bersama orang-orang yang tetap mengharap ridha Allah bukan yang memperturutkan hawa nafsunya. وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظاً وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَاراً وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْباً “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. al-Kahfi [18]: 28). Hal inilah yang mendorong para sahabat Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam tetap dalam dakwah dan Islam sekalipun hidup dalam tekanan dan situasi yang tidak menguntungkan. Sayyidah Khadijah rela mengorbankan seluruh harta kekayaannya demi dakwah. Abu Bakar juga tidak sedikit merelakan harta bendanya demi dakwah Islam. Mereka yang kaya berkontribusi dengan harta mereka demi Islam. Sedangkan mereka yang miskin tak sedikitpun goyah keimanannya hanya karena tawaran dinar dan dirham. Semua konsisten bersama Rasulullah saw membangun Islam jaya. Demikian pula kita hari ini. Sudah seharusnya kita mengikuti apa yang telah diteladankan oleh Rasulullah beserta seluruh sahabatnya. Sungguh kesukaran di dunia ini hanyalah sementara. Maka janganlah sampai kita dipalingkan dari akhirat, tempat di mana kenyamanan dan siksaan akan kekal selamanya. Kaum Muslim berbeda dengan kaum kafir, yang berbangga-banggakan dengan harta benda. Kelak semua itu tidak memiliki nilai guna. إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلاَ أَوْلاَدُهُم مِّنَ اللّهِ شَيْئاً وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta-harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. 3 : 116). Syukruilah Imanmu Satu hal yang sering dilupakan oleh sebagian besar umat Islam adalah nikmat iman. Sungguh nikmat ini adalah nikmat termahal tiada duanya di dunia ini. Nikmat rizki berupa harta benda Allah berikan kepada seluruh makhluk-Nya di muka bumi. Muslim atau kafir. Tetapi nikmat iman hanya Allah berikan kepada yang dikehendaki-Nya. “Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (QS. 10 : 100). Pada ayat berikutnya Alla jelaskan secara gamblang betapa mahalnya nikmat iman itu. Sekalipun segala upaya dilakukan agar seorang manusia bisa beriman, jika Allah tidak menghendakinya, mustahil akan masuk keimanan dalam dadanya. “Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka[498], niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. 6 : 111). Jangan sampai karena kita silau terhadap dunia kita abaikan nikmat tertinggi yang Allah berikan kepada kita berupa iman. Padahal ketiadaan iman bagi seorang manusia adalah musibah besar dan bencana abadi sepanjang zaman. Jika ingin kaya, bekerjalah sungguh-sungguh secara halal dan thayyib. Jangan mudah tergiur dengan tawaran yang menghipnotis akal sehat. Dunia ini punya hukum (sunnatullah) maka berbuatlah sesuai hukum itu. Belum pernah ada sejarah orang kaya tiba-tiba. Oleh karena itu jangan mudah mengambil keputusan potong kompas. Nabi Saw bersabda: “Ada dua hal yang paling aku takuti menimpa kalian, yaitu: menuruti hawa nafsu dan banyak angan-angan. Sesungguhnya menuruti hawa nafsu itu dapat menghalangi dari kebenaran, dan banyak angan-angan itu sama dengan mencintai dunia.” Semoga kita tetap di jalan yang lurus dan menjadi Muslim yang beriman.*/Imam Nawawi Red: Cholis Akbar |