Our Chat Room

Sunday, June 10, 2012

Anti Jilbab, Kepsek Turki Diberhentikan


Sabtu, 09 Juni 2012

Hidayatullah.com—Seorang kepala sekolah yang melakukan diskriminasi kepada siswa berjilbab di Adana, Turki, hari Kamis akhirnya diberhentikan, lansir Today's Zaman (8/6/2012).

Kepala sekolah itu telah melarang siswa putri terbaik, Tugba Demir, naik ke atas podium dan menerima penghargaan karena ia memakai kerudung. Sedangkan tiga siswa putri lainnya yang mengenakan kerudung disuruh kepala sekolah itu, Ayla Avsar, duduk di barisan belakang saat acara wisuda berlansung.

Peristiwa itu terjadi di sebuah sekolah khusus wanita Adana Ihsan Sabanci, awal pekan ini.

Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Gubernur Adana, Huseyin Avni Cos, akhirnya kepala sekolah itu diberhentikan.

Direktur Pendidikan Provinsi Adana Mehmet Ali Selamet membenarkan adanya pemecatan kepala sekolah tersebut, seraya mengatakan bahwa seorang inspektur telah ditugaskan untuk menyelidiki kasus itu lebih lanjut.

Anti Jilbab di universitas

Sementara itu, seorang mahasiswa sebuah universitas di Izmir juga mengalami diskriminasi. Ia diusir saat sedang menjalani ujian akhir oleh profesornya, karena mengenakan jilbab.

Zeynep Cebi, mahasiswa tahun ketiga jurusan filsafat di Universitas Aegean, dipaksa keluar ruangan oleh profesor Sabri Surgevil.

Cebi mengatakan, ia mengambil mata kuliah sejarah peradaban yang diajar Surgevil.

“Saya sedang ujian akhir. Profesor datang dan mengatakan bahwa saya tidak mungkin ikut ujian dalam keadaan seperti itu (berkerudung). Dia merampas kertas ujian dihadapan saya. Saya terpaksa meninggalkan kelas,” cerita Cebi.

Dua orang mahasiswa putra ikut meninggalkan kelas sebagai bentuk protes mereka atas tindakan yang dilakukan profesor mereka.

Abdullah Sidar dan Yusuf Gezer mengatakan, mereka meninggalkan kelas untuk menujukkan dukungan kepada Cebi.

Sampai tahun 2010 para siswa putri Turki tidak dapat masuk universitas karena larangan ketat atas jilbab. Larangan itu kemudian diperingan lewat surat edaran yang dikirim ke perguruan-perguruan tinggi oleh Badan Pendidikan Tinggi (YOK). Namun, sejumlah universitas dan pengajarnya masih menolak untuk memperbolehkan jilbab dipakai oleh mahasiswa putri mereka.*

Rep: Ama Farah
Red: Dija

No comments:

Post a Comment